Wednesday, July 30, 2008

Publishan

Maaf ya novelnya gak dilanjutin lagi karena alasan tertentu. Tapi kalo mau baca, bilang gue aja ya, dan add msn gue, crepusculenasiha@hot. The Bataille Aegis: Afellery, Interlude udah selesai, dan sekuelnya baru mau gue buat hehe sedikit bocoran, judulnya The Bataille Aegis: Two Sides, One War. Hehehe yang mau baca bilang gue aja yaa, gue mohon banget bantuannya buat ngebantu nyebarin novel gueee. Diluar The Bataille Aegis Saga, ada banyak novel gue yg lain: Obsess: Journey To Death, Three Ages, sama Isabelly Badron: Share Your Stories. KALO MAU BACA BILAANG AJA YA THAAANKS BANGEET

Tuesday, July 8, 2008

The Bataille Aegis: Afellery, Interlude. Bab 1: Penelitian Un-Nrml, part 3

Lord Eviliam sedang duduk di sebuah bangku taman saat Lord Ambush menemuinya. Di sampingnya, terdapat lampu taman yang terlihat tua. Sambil berjalan santai dan melihat-lihat, Lord Ambush berjalan menuju Lord Eviliam yang belum menyadari akan kedatangannya.
“Sudah lama, Hatent?”
“Oh, kau, Ambush? Untung saja, aku benar membatalkan pertemuan dengan Bells Tralin. Ternyata, ada untungnya juga. Kau datang? Jadi, kau setuju bahwa kita akan membangun lagi penelitian ini?”
“Yah, aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan kepadaku, tapi kau selalu membuatku percaya akan kebohonganmu, Hatent”
“Bukan aku yang melakukannya, tapi, kau sendiri. Itu karena nalurimu ingin kaya, Ambush”
“Siapa yang tidak ingin kaya di dunia ini?”
“Tapi, kurasa, tidak ada yang begitu ambisius, seperti kita”
“Oh, ayolah, jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?”
“Sabarlah, Ambush. Sudah tidak sabar ingin mencium aroma kekayaan yang dikeluarkan uang?”
“Hatent, terserah kau. Oh ya, sebelum itu, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu. Menurutku, semua ini agak tidak masuk akal. Selama puluhan tahun, kita telah mencari keberadaan Un-Nrml, tapi tidak ketemu. Jadi, selama puluhan tahun, kita tidak mengetahui bahwa Aublace adalah wilayah Un-Nrml?”
“Tentu saja, kita tidak pernah mengetahuinya, karena para warga Aublace yang mempunyai kekuatan super, mentransfernya ke dalam benda. Jadi, tanpa benda itu, mereka hanya orang biasa, Ambush. Mengerti sekarang?”
Lord Ambush mengangguk, lalu ia sadar, ia amat puas dengan keputusan yang telah ia buat itu.
“Lalu, sekarang?”
“Aku akan katakan kepada Amroe, agar ia mencabut penutupan Un-Nrml Centrè”
“Amroe? Michael Amroe? Kau percaya dia? Dia pengkhianat!”
“Kita tidak bisa melakukan apa-apa, Ambush! Hanya dia yang berwenang dalam hal ini, kita tidak mungkin membangun sebuah Centrè lagi”
“Kau yakin ia ingin membantu kita? Setelah kita hampir membunuh keluarganya karena pengkhianatannya itu? Aku tidak yakin.”
“Jika ia tidak ingin hal itu benar-benar terjadi, ia harus membantu kita. Ia mungkin masih bodoh sekarang. Rambut berantakan, gigi tonggos, hmm, memalukan sekali.”
“Kalau tidak? Kudengar ia bekerja di Departemen Hal-hal Gaib, dan gajinya besar sekarang. Mungkin ia sudah kaya, dan berpendidikan sekarang, Hatent. Dan keluarganya berada di luar Tardust.”
“Seberapa besar gaji yang diterima seorang pegawai Departemen Hal-hal Gaib? Lagipula, departemen itu berada di bawah pengawasan Coldan Hall, dan pemimpin Coldan Hall? Aku. Jadi lebih baik kau diam saja. Pasti ia takut kepada seorang Tralin, iya bukan?”
“Ya, mudah-mudahan saja hal itu benar. Besok kau tidak akan ke departemen itu? Siapa yang akan kesana?”
“Tentu saja kau yang harus kesana. Aku ada urusan penting, besok. Aku harus bertemu seseorang, yang memberikan kita segala informasi.”
“Siapa? Wanita itu? Sang kepala sekolah Interlude?”
“Ya, siapa lagi?”
“Sebaiknya kau mengawasinya, Hatent. Seperti ia naik apa kesini. Ia datang dari Aublace ke Tardust dengan mudah sekali, tanpa hambatan dan waktu.”
“Sudahlah, kau harus siap menerima keadaan apapun, Ambush. Ah, tak terasa, hari sudah siang. Kau ingin minum kopi, Ambush? Aku tahu tempat yang menyajikan kopi terbaik. Letaknya tidak jauh dari taman ini. Bagaimana?”
“Ya, kurasa itu ide yang bagus. Kita kesana menggunakan Pockn masing-masing?”
“Tidak, kita akan berjalan kaki. Tidak melelahkan, ayo ikuti aku.”
Lord Eviliam bangkit, lalu diikuti Lord Ambush. Mereka berdua memutari taman menuju sebuah restoran kecil berwarna oranye gelap. Pintunya terbuat dari kaca yang dibingkai oleh kayu. Ketika keduanya masuk, bel berbunyi, dan semua orang di restoran itu terdiam melihat kedua pria terhormat itu.
Lord Eviliam memandang sekeliling, lalu melihat satu meja, dengan dua bangku kosong. Lalu ia duduk disana, bersama Lord Ambush. Seorang pria yang duduk di sebelah mereka, bangkit dari duduknya, lalu pergi dari restoran itu sehabis membayar makanannya dengan terburu-buru dam takut. Sama takutnya seperti pria itu, seorang pelayan mendekati Lord Eviliam dan Lord Ambush. Tangan kanannya memegang kertas putih bertumpuk dengan yang lain, dan tangan kirinya memegang sebuah pulpen hitam.
“Permisi, Lord. Apakah Anda berdua ingin memesan sesuatu?”,kata pelayan itu sambil menunduk, tidak menatap keduanya.
“Hmm, aku ingin memesan satu cappucinno. Kalau kau, Ambush?”
“Black coffee, itu saja”
“Oke, tolong satu cappucinno, dan black coffee”
“Oh, oke, satu cappucinno, dan black coffee. Itu saja, ya. Baik, segera kami antarkan”,kata pelayan itu, sambil berbalik menuju dapur.
“Huh, pelayanan yang buruk sekali. Apa nama restoran ini?”, gerutu Lord Eviliam.
“Kau sering kesini? Kau? Ke tempat ini? Itu sama sekali bukan dirimu, ke tempat sempit seperti ini.”
“Pertama kali, aku kesini diajak oleh seorang menteri miskin, tadinya aku amat tidak menyukainya. Sempit sekali kelihatannya. Tapi setelah kucoba kopi buatannya, lumayan enak ternyata”
Mereka berdua tidak cukup bodoh untuk membicarakn tentang penelitian Un-Nrml disini. Restoran itu dipenuhi warga-warga sipil Tardust, dan beberapa nenek-nenek yang sedang mengobrol dengan seumurnya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakan tentang penelitian itu, akan ada saatnya dimana semua warga Lust Shins bahkan, mengetahui tentang semua ini.
Oleh karena itu mereka berdua lebih membicarakan soal pekerjaan Lord Eviliam, atau Lord Hatent. Tapi itu tidak lama karena beberapa saat kemudian, pelayan yang tadi datang lagi dengan membawa dua cangkir putih beralaskan nampan.
“Silakan, Tuan”,katanya sambil meletakkan dua cangkir ke meja, lalu pergi.
Lord Eviliam dan Lord Ambush langsung menyeruput kopi mereka masing-masing.
“Kau memang benar, kopi ini enak.”,kata Lord Ambush sambil mengelap bibirnya.
“Tentu saja aku benar, aku tidak pernah salah, Ambush. Kau tahu itu.”
Lord Ambush hanya tersenyum masam mndengar Lord Eviliam. Beberapa saat kemudian, kopi mereka berdua habis, lalu Lord Ambush akan mengeluarkan dompetnya, tapi Lord Eviliam berkata:
“Aku yang mengajakmu kesini, dan aku yang membayar”
Lord Ambush tersenyum, dan membiarkan Lord Eviliam meniggalkan selembar uang ratusan dumon, lalu pergi dari restoran sempit itu. Keduanya keluar menuju tempat mereka memparkir Pockn masing-masing. Lord Ambush lebih dudlu sampai di Pocknnya.

--to be continued

The Bataille Aegis: Afellery, Interlude. Bab 1: Penelitian Un-Nrml, part 2

“Empat Aerollin? Hmm.. Alangkah pembohongnya kau, Ambush. Jangankan empat Aerollin, lima belas Aerollin-pun akan mampu kita beli jika kita sukses dalam penelitian ini. Tapi, kurasa wanita itu tidak menggunakan Aerollin untuk mencapai kesini, kurasa ia menggunakan kendaraan pribadi miliknya sendiri. Atau mungkin bukan kendaraan, mungkin ia naik awan, atau apalah. Tapi, sebelum ia sampai di kantorku, setengah jam sebelumnya, terdengat dentuman yang cukup keras. Karena hari itu amat mendung, kukira itu hanya petir, atau memang petir. Pokoknya, wanita itu tidak menaiki Aerollin. Selain itu, kalau ia menaiki Aerollin, pasti ia harus melewati polisi udara bukan? Ia tipikal wanita yang amat tidak peduli dan urak-urakan. Aku tidak yakin ia bisa melewatinya”
Sepertinya, topik pembicaraan telah habis bagi mereka berdua. Suasana perpustakaan jadi sepi, dan angin malam berhembus. Lord Eviliam menatap anggur yang dibawakan Ernie tadi. Botol tinggi, ramping, dan amat mengkilap berisi anggur terbaik itu duduk diam di atas meja, bersama dua gelas pendek yang transparan, dan amat mulus. Tidak ada belokan, atau gelombang di gelas itu. Hanya mulus, dan transparan. Lord Eviliam dan Lord Ambush tahu, saatnya untuk meminum anggur itu. Sayang sekali meninggalkan anggur terbaik itu.
“Kalau begitu, Ambush, sebelum aku pulang, mari kita bersulang untuk informasi cemerlang ini”,kata Lord Eviliam sambil mengangkat botol berisi anggur, dan membuka tutupnya, lalu menuangkan isinya ke dua gelas cantik itu. Isi anggur pada masing-masing gelas hanya setengah. Setelah menuangkannya, Lord Eviliam mengangkat dua gelas, lalu memberikan satu kepada Lord Ambush, dan Lord Ambush menerimanya.
“Ya, bersulang” Mereka mendentingkan gelas mereka, sebelum akhirnya menghabiskan anggur di dalamnya dalam satu tegukan.
“Anggur terbaik, adalah yang kau punya, Ambush. Ini anggur terenak di Tardust, aku rasa. Baiklah, kalau begitu. Hari semakin gelap, aku harus pulang. Istriku bisa marah-marah kalau aku membangunkanya saat ia sedang tidur” Lord Eviliam mengambil, lalu memakai mantelnya. Sehabis itu, ia menaruh kertas-kertas yang ia pegang ke dalam peti coklat, lalu bersiap meninggalkan Lord Ambush.
“Hatent, tunggu sebentar”,kata Lord Ambush tiba-tiba.
Lord Eviliam, yang sudah sampai di depan pintu, berhenti lalu menatap Lord Ambush dengan mimik muka bertanya-tanya.
“Bagaimana, penelitian itu?”
“Kalau kau setuju, dan ingin melanjutkan penelitian ini, datanglah ke taman Pavilier, jam dua belas. Aku tunggu kau di dekat lampu taman. Jika kau datang, kita lanjutkan penelitian ini, tapi jika tidak, aku rasa aku harus menjadi orang kaya sendirian, tanpa teman baikku. Keputusan ada di tanganmu sendiri, aku tidak memaksa” Lalu, Lord Eviliam meninggalkan Lord Ambush sendirian dengan perasaan bingung, akan penelitian menantang ini.
* * * *
Sebuah Pockn terparkir di halaman depan Coldan Hall. Pockn adalah kedaraan yang digunakan seperti mobil di Lust Shins. Pockn adalah tabung kaca yang mempunyai panjang tiga meter, dan lebarlebar dua meter. Pockn berjalan dengan cara melayang. Di bagian bawahnya, terdapat besi yang berbentuk seperti besi yang terdapat pada bagian bawah kereta luncur salju. Pockn itu mewah sekali, badannya yang berwarna hitam, mengkilap terkena sinar matahari yang hangat. Di dalam Pockn itu, terlihat Lord Eviliam sedang mencoba mengeluarkan tas kerjanya. Setelah keluar dari Pocknnya, ia langsung memanggil pelayan Coldan Hall yang rapi, dan bersih. Seorang perempuan, namanya Crichien.
“Crichien! Tolong parkirkan Pocknku. Parkirkan di tempat yang strategis, supaya aku bisa melihatnya saat pulang nanti. Dan, tolong katakan kepada Vinitra, bahwa aku membatalkan pertemuan dengan Bells Tralin jam dua belas nanti, aku ada keperluan mendadak yang amat penting”
“Baik, Lord Eviliam. Akan segera saya laksanakan” Dengan patuh dan cekatan, Crichien masuk ke dalam Pockn Lord Eviliam, lalu mengendarainya. Crichien adalah wanita yang cekatan, dan amat patuh kepada Lord Eviliam. Lord Eviliam adalah Tard Tralin kedua yang ia layani. Sedangkan Vinitra, sekretaris Lord Eviliam, adalah tipe wanita yang suka berdandan, dan selalu menyukai pria kaya.
Setelah mengawasi Crichien agar tidak merusak Pocknnya, Lord Eviliam masuk ke dalam Coldan Hall. Coldan Hall, adalah bangunan yang menjadi kantor para Tard Tralin. Bangunan itu berwarna krem, dengan bentuk persegi panjang, dan jendela-jendela dengan kaca yang mengkilap. Pilar-pilar tinggi terlihat seperti para raksasa yang menjaga Coldan Hall. Namun, bangunan bagus ini, terlihat sepi, dan tidak terurus semenjak masa jabatan Lord Eviliam, karena Lord Eviliam memecat banyak pelayan dan pembantu di Coldan Hall dengan alasan menekan pengeluaran. Karena itu, hanya tinggal Crichien, suaminya, Tommy dan lima orang pembantu dan penjaga kebun yang bekerja di Coldan Hall. Sekalipun tidak suka membayar banyak pelayan dan pembantu, Lord Eviliam amat suka meletakkan lukisan-lukisan dan barang-barang antik, yang menambah pekerjaan Crichien, Tommy, dan teman-temannya. Tapi, karena Lord Eviliam sang Tard Tralin, dan Crichien, Tommy, dan teman-temannya hanya pelayan, dan pembantu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat melihat Lord Eviliam datang, Vinitra langsung merapikan rambutnya, dan menebalkan lipstiknya, lalu langsung berdiri sambil berkata,
“Selamat pagi, Lord Eviliam, Anda kelihatan rapi pagi ini”
Namun, Lord Eviliam hanya diam saja, seakan-akan tidak ada orang yang berbicara padanya. Lalu langsung menutup pintu ruangan mewahnya dengan kasar, dan menggebrak. Vinitra tercengang melihat Lord Eviliam, lalu ia duduk, dan mengambil kaca dari dalam tasnya.
“Apa aku kurang cantik hari ini?”,katanya sambil merapikan bedaknya yang tidak berntakan. Bukan, ia bukannya tidak cantik hari ini, tapi, ia memang tidak cantik sama sekali.
Lord Eviliam membanting dirinya ke kursi, setelah ia melepaskan mantelnya (bukan mantel yang ia pakai saat berkunjung ke kastil Lord Ambush, karena ia mempunyai ratusan mantel di dalam kamar pakaiannya lalu memeriksa jadwal hari ini.
“Kunjungan ke sekolah… Pertemuan dengan Bells Tralin … Peresmian perpustakaan… Huh.. membosankan sekali. Apa tidak ada yang lain?” Lord Eviliam melempar kertas jadwalnya, lalu mulai ingat akan Lord Ambush. Ia tidak terlalu yakin dan tidak yakin akan kedatangan Lord Ambush siang nanti. Tapi, kalau begitu, mengapa ia membatalkan janjinya dengan Bells Tralin?
“Ah, Ambush. Aku tahu sifatmu. Kau paling suka dengan uang, kesuksesan, dan kekayaan. Kau pasti datang, aku yakin.”,kata Lord Eviliam sambil tersenyum.
* * * *
Lord Ambush sedang menikmati makan siang yang dibawa Ernie dengan lahap. Ernie bukan pelayan satu-satunya yang bekerja di kastil Lord Ambush, tapi Ernie adalah pelayan kesayangan Lord Ambush. Ia hanya menyantap roti panggang dengan telur, dengan kopi, teh, dan susu. Sinar matahari yang terik memasuki ruangan makan Lord Ambush yang luas. Lukisan-lukisan para leluhur Lord Ambush mewarnai ruangan makan yang sepi itu.
“Ernie, tolong ambilkan telur lagi. Dua butir”,kata Lord Ambush kepada Ernie yang sedang membawakan stoples pendek berisi gula, garam, dan merica.
Ernie langsung meletakkan ketiga stoples ke meja, dan kembali ke dapur untuk mengambil telur. Lalu, kembali delapan menit kemudian.
“Ernie, menurutmu, kalau kita ingin kaya, kita juga harus mengeluarkan uang yang banyak?”
“Ah, Tuan. Mengapa Anda bertanya seperti itu pada orang bodoh, dan miskin seperti saya? Saya tidak tahu sama sekali soal bisnis. Tapi, kalau menurut saya, Tuan harus jalani yang Tuan yakinkan. Walaupun nanti Tuan gagal, tapi Tuan tidak akan berkata menyesali pilihan yang telah Tuan ambil”
“Yah, walaupun kau bilang kau bodoh, dan miskin, kurasa kau tidak seperti itu, Ernie. Gaya bicaramu seperti orang yang berpendidikan. Huh, ini saat aku harus menentukan pilihan yang amat berat. Apa yang harus kupilih?” Ernie diam, karena ia yakin, pertanyaan itu tidak ditujukan kepadanya. Ernie tidak pernah melihat mimik muka Lord Ambush saat ini. Wajahnya pucat, dan berkeringat. Kakinya tidak bisa diam, dan kepalanya tertunduk, menatap sarapannya.
Ernie bingung melihat tuannya seperti itu.
“Tuan, jika Anda ingin, saya bisa..”
“Ernie, siapkan Pocknku. Aku akan pergi ke taman Pavilier. Cepat” Ernie mengangguk, lalu bersiap menuju garasi.
Lord Ambush bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia telah mengambil keputusan yang tepat, atau keputusan yang akan mengagalkannya? Ia langsung membuang jauh-jauh pikirannya itu, lalu meninggalkan meja makan, menuju kamarnya, untuk mengganti baju, dan mengambil mantelnya.
Setelah siap, Lord Ambush berjalan menuju depan, dan menemkan Ernie telah siap dengan Pockn terparkir di halaman depan kastil.
“Ernie, ini urusan pribadi. Kau tidak perlu ikut. Aku akan menyetir sendiri. Bereskan bekas sarapanku, lalu beri makan Domm. Kuncinya?” Ernie langsung memberikan kunci Pockn pada Lord Ambush, lalu melihat Lord Ambush mengendarai Pockn keluar dari halaman kastil, lalu gerbang kastil tertutup.
“Oh, Tuan. Aku rasa, keputusan yang telah Tuan ambil bukan keputusan yang benar”,kata Ernie, lalu masuk ke dalam kastil, dan memanggil anjing Lord Ambush, Domm.
Di jalan, Lord Ambush merasa bahwa keputusan yang ia ambil merupakan keputusan yang tepat. Lalu ia mulai melambati jalan Pocknnya, saat gerbang Coldan Hall mulai terlihat, dan ia tidak melihat Pockn Lord Eviliam, jadi ia mengambil keputusan sendiri, sambil terus mengendarai Pocknnya.
“Hatent, kau memang tahu. Tahu bahwa aku akan menemuimu”,kata Lord Ambush sambil mengarahkan Pocknnya kearah taman besar, dan indah, taman paling terkenal di Tardust yang penuh dengan pohon, Pavilier.


--to be continued

Saturday, July 5, 2008

The Bataille Aegis: Afellery, Interlude. Bab 1: Penelitian Un-Nrml, part 1

Bab 1
Penelitian Un-Nrml
Malam hampir menjelang di Tardust. Tardust adalah wilayah yang kelabu. Penduduknya amat tidak suka berbicara. Wilayahnya sepi, walau didiami banyak penduduk. Bangunan di Tardust kebanyakan berwarna hitam kecoklatan yang hampir runtuh. Rumah-rumah penduduk juga terletak jauh antara satu sama lain.
Kini, bukit-bukit telah menjadi bayangan besar yang gelap. Orang-orang mulai pulang kerumah mereka masing-masing setelah bekerja seharian. Di sebuah bangunan tua yang besar, telihat seorang pria sedang berjalan di koridor. Di sekitar bangunan itu gelap sekali, hanya koridor itu yang terang. Koridor itu terang karena obor yang dipasang setiap sepuluh meter. Sambil membawa sebuah peri coklat lusuh, pria itu membuka pintu di sebelah kirinya dan masuk ke dalamnya. Pintu itu menghubungkan pria itu dengan koridor lain yang lebih gelap dan lebar dari koridor sebelumnya. Obor-obor hanya dipasang setiap dua puluh meter. Di luar koridor itu, bisa terlihat sebuah taman luas yang lebih terlihat seperti hutan. Pohon-pohon tinggi menjulang, dan burung gagak mengeluarkan suaranya. Mantel hitam yang dikenakan pria itu bagus sekali. Tebal, dan bahan wol-nya amat hangat, walaupun mantel itu sedikit robek di bawahnya, karena ketika pria itu akan menaiki tangga, jung peti yang rucing dan tajam menyangkut di bagian bawah mantelnya, dan terpaksa ia harus menariknya, dan itu menyebabkan mantel itu robek.
“Sial! Aku telah merobek mantel ini! Lima ratus dumon rusak!” Begitulah perkataan pria itu ketika melihat mantelnya robek. Dumon adalah nama mata uang di Lust Shins. Satu dumon kira-kira senilai satu dolar Amerika.
Masih dengan membawa (lebih tepatnya menyeret) peti itu, ia menyusuri koridor. Tiba-tiba, seorang pria berpakaian kemeja putih, dan celana panjang hitam (pelayan lebih tepatnya), keluar dari belokan yang terdapat di depan pria itu. Si pelayan kaget setengah mati, tapi si pria diam saja. Setelah menenangkan dirinya, pria itu melihat wajah pria itu lalu membungkukkan kepala dan badannya sambil berkata dengan terbata-bata,
“Oh, maafkan saya jika telah mengagetkan Anda, Lord Eviliam! Anda ingin bertemu Lord Ambush, bukan? Ya, ya… Dia telah menunggu Anda di perpustakaan. Anda…”
Pelayan itu tidak bisa melanjutkan kalimatnya, karena Lord Eviliam (atau Lord Hatent, karena nama panjangnya Hatent Eviliam) memotong kalimatnya.
“Kau bodoh sekali, Ernie. Bahkan anjingku tidak sebodoh dirimu. Akan kukatakan pada Ambush bahwa ia membutuhkan pelayan baru yang tidak bodoh sepertimu”, kata Lord Eviliam datar.
“Maaf sekali, Lord Eviliam! Tolong jangan katakan pada Lord Ambush. Baiklah, apa Anda ingin minum?”
“Ya, tapi aku bingung ingin minum apa. Mungkin kau bisa member saran Ernie?”
“Eeehh, bagaimana kalau teh?”
“Terlalu biasa. Amat membosankan. Yang lain?’
“Kalau kopi? Amat menghangatkan, tuan”
“Kalau aku tidak bisa tidur, bagaimana? Kau ingin tanggung jawab? Yang lain? Apakah dapur Ambush hanya berisi minuman-minuman membosankan seperti itu?”
“Baik, tuan. Bagaimana kalau anggur?”
“Sempurna, Ernie. Cepat antarkan anggur terbaik ke perpustakaan, sekarang Ernie. Jangan lupa, siapkan dua gelas. Untukku, dan Ambush”
“Baik, Lord Eviliam” Pelayan itu langsung kearah yang berlawanan dengan Lord Eviliam. Langkahnya terburu-buru dan gelisah. Pria bermantel hitam itu menatap sang pelayan berjalan sampai akhirnya si pelayan menghilang dari pAndangannya. Setelah itu, ia kmbali berjalan, dan menyeret peti coklatnya. Kali ini, langkahnya lebih pelan dan tenang. Suara yang dikeluarkan oleh peti yang diseret itu, satu-satunya suara yang menemani Lord Eviliam. Koridor itu amat sepi, dan luas. Suara burung gagak sudah tidak terdengar lagi. Setelah beberapa saat, pria itu berhenti, lalu menoleh ke kiri dan kanan. Di ujung koridor satu ini, terdapat sebuah ruangan yang pintunya setengah terbuka, dan memancarkan sinar oranye yang hangat yang berasal dari lampu pijar yang dipasang di dalam ruangan itu. Dari luar, terlihat banyak rak-rak buku yang menampilkan buku-buku yang kebanyakan bersampul coklat, atau kelabu yang sudah lusuh. Masih dengan menyeret peti, Lord Eviliam berjalan menuju ruangan perpustakaan tersebut, sepatu kulit hitam mengkilap yang dipakainya berderap menimbulkan suara. Setelah beberapa saat kemudian ia berjalan, akhirnya ia sampai di depan pintu ruangan itu, lalu ia mendorong pintu ruangan itu sepenuhnya, agar ia dan petinya muat masuk ke dalam. Seorang lelaki yang sudah tua, yang sedang membaca buku, menoleh kearahnya.
“Hatent, kau baru datang? Kemari, bukalah mantelmu, dan duduklah di sampingku. Ernie baru saja keluar dari sini. Sebentar lagi ia akan datang kesini, membawakan minum”,kata pria itu sambil tersenyum, bukan senyum yang menyatakan keramahan, tetapi lebih seperti senyum yang menyatakan kelicikan, kekuasaan, dan sebagainya.
Lord Eviliam melepas mantelnya, lalu duduk di samping Lord Ambush, peti coklatnya ia tinggal di depan pintu. Tergeletak di jalan.
“Ya, aku sudah bertemu Ernie di koridor tadi, oh, ia bodoh sekali. Mengapa kau mempekerjakan orang sebodoh ia, Ambush. Apa tidak ada yang lebih baik?”
Lord Ambush hanya tersenyum mendengar perkataan Lord Eviliam yang menghina.
“Aku bawa bukti”,kata Lord Eviliam sambil menatap Lord Ambush, lalu menarik pAndangannya ke peti coklat miliknya. Dan Lord Ambush mengikutinya.
“Di dalam peti itu?” Lord Ambush menatap Lord Eviliam sebelum akhirnya ia kembali menaruh pAndangannya ke peti coklat itu lagi, dan lalu Lord Eviliam mengangguk.
“Kau masih percaya ini, Hatent? Sudah tiga puluh tahun semenjak penelitian ini dilupakan. Bahkan, Un-Nrml Centrè telah ditutup”
“Terlupakan. Bukan tidak ada. Kukira kau seperti aku, percaya bahwa Un-Nrml itu ada seumur hidup. Apa kau sudah menjadi lelaki tua yang bodoh, dan buta untuk meyadari kenyataan ini, Ambush? Kita adalah dua orang pertama yang merintis penelitian ini, dan sekarang kita akan membangunannya lagi”
“Kau lupa? Memang, belasan tahun pertama sejak Penelitian Un-Nrml dimulai, penduduk Tardust amat mendukung penelitian ini. Tapi, tiga puluh tahun terakhir? Penduduk Tardust mulai melupakannya karena tidak ada hasil dari penelitian ini yang nyata, dan kau, kau mulai beralih ke dunia politik. Kau mencalonkan diri sebagai Tard Tralin, dan aku sendirian, menghabiskan waktu di kastil tuaku, sampai Un-Nrml Centrè ditutup”
“Aku mencalonkan diri sebagai Tard Tralin, agar aku bisa menyebarluaskan penelitian ini, Ambush! Kapan kau akan mengerti? Kau selalu berpikir bahwa kesuksesan datang secara instan”
“Kau yang tidak mengerti, Hatent. Aku telah mengeluarkan lebih dari delapan ratus dumon untuk penelitian ini!”
“Kau kira aku tidak mengeluarkan uang untuk penelitian ini? Kau..”
“Tunggu dulu, tadi kau bilang, kau mencalonkan diri sebagai Tard tralin agar bisa menyebarluaskan penelitian ini? Sejak terpilih jadi Tard Tralin, kau lupa akan hal ini, kau hanya peduli akan jabatan, uang..”
“Aku sibuk dengan jabatan? Ya, memang tentu saja, karena peristiwa Zalfrus, yang menewaskan lebih dari lima ratus orang, kerusuhan di Coldan Hall yang merusak gedung bersejarah di Tardust, dan pembajakan kapal mewah Lartintu Qor, yang hampir menewaskan keluarga Courl Everlyn, membuat Courl Everlyn mengawasiku! Karena ia pikir, Tard Tralin sebelumnya tidak menyebabkan kejadian ini!”
“Kau masih seperti dulu, Hatent Eviliam. Ya. Kau hanya peduli pada sesuatu yang berada saat kau sukses.” Lord Ambush menggelengkan kepalanya tAnda dia sudah lelah dan sebal akan perkataan Lord Eviliam yang memaksa.
Tiba-tiba, Ernie datang sambil membawa anggur pesanan Lord Eviliam. Ia sadar, ia telah datang di waktu yang amat tidak tepat. Ia berhenti di luar pintu dengan mulut menganga, dan gelas berdenting.
“Jangan melamun, Ernie bodoh! Cepat letakkan anggur itu di meja, dan pergi dari sini. Cepat, cepat!”, sahut Lord Ambush.
Langkah Ernie cepat tapi hati-hati, menAndakan ia amat hati-hati agar tidak mengenai peti Lord Eviliam, dan ingin segera pergi dari ruangan itu. Setelah ia meletakkan anggur itu di meja, ia langsung berlari meninggalkan ruang perpustakaan (tentu saja dengan hati-hati agar tidak tersandung oleh peti Lord Eviliam).
“Oh, baiklah. Bukti apa yang kau bawa? Ada apa di dalam peti itu?”,kata Lord Ambush malas. Lalu, Lord Eviliam berjalan menuju peti coklat, dan membukanya. Setelah itu, ia mengambil tiga lembar kertas yang sudah berwarna kuning dan lusuh.
“Oh, Hatent. Ayolah, aku ingin bukti yang nyata”
“Bukti ini nyata, Ambush. Kertas-kertas ini berisi informasi tentang Un-Nrml. Yang ini, adalah daftar nama murid di sebuah sekolah di Bells Clevrine, tahun 2134. Yang ini, adalah riwayat hidup seorang pria bernama Crife Lè Dauwn, dan terakhir, secarik kertas yang paling utama”
“Apa hubungan Un-Nrml dengan sekolah di Bells Clevrine?”
“Tahun 2134, seorang penduduk Aublace, yang bernama Crife Lè Dauwn tersebut, datang ke Bells Clevrine untuk sekolah, lalu…”
“Tunggu dulu, kenapa harus ke Bells Clevrine? Aublace mempunyai dua sekolah bagus, bukan? Afellery dan Interlude”
“Dengarkan dulu! Pada tahun 2134, Aublace adalah daerah kecil, belum maju. Penduduknya sedikit, dan bodoh. Itu yang menjadikan Aublace daerah miskin zaman itu. Dan pria itu datang ke Bells Clevrine untuk bersekolah, karena zaman itu, Bells Clevrine adalah daerah yang amat maju”
“Yah, sekarang-pun masih”,sela Lord Ambush.
“Tapi, sekarang kemajuan daerah Bells Clevrine kalah oleh Aublace. Tolong dengarkan ya, lalu pada tahu 2141, Crife kembali ke Aublace, dan mulai mengajar anak-anak Aublace di sebuah gedung kecil yang tidak terpakai. Lima tahun kemudian, Crife, dan dibantu dengan keluarga kaya Aublace yang hanya beberapa, mulai membangun gedung sekolah. Sekolah itu dinamai Crife Phlinis”
“Phlinis? Itu artinya akademi, bukan?”
“Ya, dengarkan Ambush! Sekali lagi kau menyela, lihat saja! Dan lalu, terjadi perseteruan di akademi itu, lalu lima puluh tahun kemudian, sekolah itu terbagi menjadi dua, Afellery dan Interlude, seperti yang kita kenal sekarang, dan seperti yang kau bilang tadi”
“Bagus sekali, Hatent. Informasi itu amat berharga. Tapi, dari mana kau mendapatkan informasi bagus begini?”
“Aku mendapatkannya dari seorang Un-Nrml sendiri. Kau percaya sekarang?”
“Apa? Mengapa kau tidak menggunakan Un-Nrml yang kau temui itu untuk melakukan penelitian ini? Kau bodoh, bodoh.. sekali Hatent”
“Kau ingin aku mati? Un-Nrml yang kutemui adalah seorang wanita cantik yang mempunyai kekuatan amat besar. Ia bisa membekukan apapun menjadi es. Kalau aku menggunakannya, aku mungkin tidak bisa menemuimu disini, dan sekarang aku mungkin telah menjadi balok es”
“Siapa wanita itu, Hatent?”
“Dia kepala sekolah Interlude sekarang. Aku tidak tahu kenapa, mengapa ia sangat membenci orang-orang Aublace. Aku mengetahuinya dari caranya berbicara. Tapi, saat membicarakan Afellery, mimik mukanya jauh lebih menyeramkan, dan aku yakin, ia membenci Afellery lebih dari apapun. Dan anehnya, ia amat mendukung kita untuk melakukan penelitian ini, dan memusnahkan semua Un-Nrml, kecuali dia dan beberapa orang yang ia pilih agar tidak dilukai”
“Jadi, itu semacam perjanjian?”
“Yah, semacam itu. Tapi, kurasa, ini perjanjian yang amat bagus. Kita bisa menunjukkan pada Lust Shins bahwa Un-Nrml itu ada. Dan, wanita itu tidak meminta uang sedikitpun. Ia hanya ingin aku menghancurkan Afellery sampai ke Afelle terakhir. Kurasa, ada suatu masalah antara wanita itu dengan Afellery”
“Afelle? Itu artinya para murid Afellery, bukan? Hmm… Kurasa wanita itu mempunyai dendam pada Afellery dan semua orang yang berhubungan dengannya. Kau yakin akan perjanjian ini? Kau yakin wanita itu betul-betul akan membantu kita? Dia seorang Un-Nrml, bukan manusia biasa seperti kita. Mengapa ia membantu kita? Bukan membantu sebangsanya? Itu lumayan aneh, Hatent. Aku tidak percaya akan hal ini. Mudah-mudahan saja hal itu benar. Kau tahu, bukan? Aku amat tidak suka dibohongi”
“Ambush! Jangan berbicara seperti itu. Aku percaya pada wanita itu. Walau aku tidak yakin, kalau pada akhirnya, aku harus menepati perjanjian ini. Untuk apa menyisakan Un-Nrml?”
“Kita memang cocok, Hatent, kita memang serakah”
“Tentu saja, kalau tidak serakah, bagaimana kita bisa sekaya ini? Yang benar saja”
“Tapi, omong-omong, bagaimana caranya kau bertemu wanita itu?”
“Aku tidak tahu. Tiga hari lalu, ia datang ke kantorku. Ia langsung katakan bahwa ia adalah manusia yang mempunyai kekuatan, dan ia juga mempunyai informasi tentang manusia semacam itu. Lalu ia langsung mengadakan perjanjian tersebut. Aneh ya?”
“Ya, memang aneh. Tapi, apakah kau tidak menanyakan sesuatu pada wanita itu? Misalnya, siapa dia?”
“Tentu saja, aku bertanya. Tetapi, waktu aku bertanya, ia hanya menjawab, bahwa dia adalah kepala sekolah Interlude. Itu saja, tidak lebih, bahkan tidak kurang”
“Aublace amat jauh dari sini, apakah kau tidak menanyakan bagaimana caranya bisa sampai di sini? Mungkin memakai Aerollin, atau apa?”
“Aku rasa tidak. Jarang sekali aku mendengar ada Aerollin yang mendarat di Aublace. Lagipula, jumlah Aerollin sangat sedikit, apa yang membuatmu berpikir bahwa wanita Un-Nrm itu mempunyai Aerollin? Aku sendiri tidak mempunyai Aerollin! Ya, tapi kau punya satu, mungkin dua, yang tidak kuketahui”
“Jangan berpikir bodoh, Hatent! Oh, baiklah, aku memang mempunyai dua Aerollin, malah aku mempunyai empat Aerollin” Lord Eviliam benci mengakui hal ini, tapi ia agak kesal ketika Lord Ambush menyombongkan empat Aerollin kepunyaannya. Sebetulnya, Lord Eviliam mempunyai satu Aerollin, tetapi, Aerollin-nya terjatuh di sebuah jurang saat ia mencari Un-Nrml di daerah perbatasan Bells Clevrine dan Tardust empat puluh tahun lalu. Dan kini, ia sedang memasan Aerollin kepada seorang pembuat Aerollin terkenal di Lust Shins. Aerollin adalah balon udara. Jumlah Aerollin di Lust Shins tidak banyak, tapi tidak sedikit pula. Hanya para Tralin, sekolah, polisi udara dan orang kaya yang amat kaya yang mampu membeli dan punya Aerollin.

--to be continued

Tuesday, July 1, 2008

Funtrip

1st July
Wahaha akhirnya gua jadi ke Museum Gajah. Tadi dari blok m naek busway ke monas, lalu nyebrang ke museum gajah sama Phl dan Samira. Tadinya mau ke monas, cuma kita gak tau dimana pintu masuknya, mana panas, jadi akhirnya kita ke museum fatahillah yg di kota toea. Busjet, emejing bener gua ngeliatnye. Terus kita foto-foto dan nyewa sepeda (begaya aje, naeknya sih.........) Terus kita ke pasar pagi, dan gua emejing (lagi) masa iket rambut satu pelastik yg kira-kira isinya 50, cuma 5000 perak. Bayangin! (norak dah lu Alkasina) abis itu kita naek busway lg, dan ketemu bule cakep berkaos merah (mas-mas bergigi tonggos berkaos merah juga ngira kita ngomongin die -.-) funtrip berakhir dengan Samira turun di bendhil, dan gua dan Phl di blok m. Phl naek 70, dan gua jalan ke blok m plaza beli quickly. Okay, that's it for today ya. Kalo ada funtrip lagi ikut ya all! Daaaaaaaaaaah