Saturday, July 5, 2008

The Bataille Aegis: Afellery, Interlude. Bab 1: Penelitian Un-Nrml, part 1

Bab 1
Penelitian Un-Nrml
Malam hampir menjelang di Tardust. Tardust adalah wilayah yang kelabu. Penduduknya amat tidak suka berbicara. Wilayahnya sepi, walau didiami banyak penduduk. Bangunan di Tardust kebanyakan berwarna hitam kecoklatan yang hampir runtuh. Rumah-rumah penduduk juga terletak jauh antara satu sama lain.
Kini, bukit-bukit telah menjadi bayangan besar yang gelap. Orang-orang mulai pulang kerumah mereka masing-masing setelah bekerja seharian. Di sebuah bangunan tua yang besar, telihat seorang pria sedang berjalan di koridor. Di sekitar bangunan itu gelap sekali, hanya koridor itu yang terang. Koridor itu terang karena obor yang dipasang setiap sepuluh meter. Sambil membawa sebuah peri coklat lusuh, pria itu membuka pintu di sebelah kirinya dan masuk ke dalamnya. Pintu itu menghubungkan pria itu dengan koridor lain yang lebih gelap dan lebar dari koridor sebelumnya. Obor-obor hanya dipasang setiap dua puluh meter. Di luar koridor itu, bisa terlihat sebuah taman luas yang lebih terlihat seperti hutan. Pohon-pohon tinggi menjulang, dan burung gagak mengeluarkan suaranya. Mantel hitam yang dikenakan pria itu bagus sekali. Tebal, dan bahan wol-nya amat hangat, walaupun mantel itu sedikit robek di bawahnya, karena ketika pria itu akan menaiki tangga, jung peti yang rucing dan tajam menyangkut di bagian bawah mantelnya, dan terpaksa ia harus menariknya, dan itu menyebabkan mantel itu robek.
“Sial! Aku telah merobek mantel ini! Lima ratus dumon rusak!” Begitulah perkataan pria itu ketika melihat mantelnya robek. Dumon adalah nama mata uang di Lust Shins. Satu dumon kira-kira senilai satu dolar Amerika.
Masih dengan membawa (lebih tepatnya menyeret) peti itu, ia menyusuri koridor. Tiba-tiba, seorang pria berpakaian kemeja putih, dan celana panjang hitam (pelayan lebih tepatnya), keluar dari belokan yang terdapat di depan pria itu. Si pelayan kaget setengah mati, tapi si pria diam saja. Setelah menenangkan dirinya, pria itu melihat wajah pria itu lalu membungkukkan kepala dan badannya sambil berkata dengan terbata-bata,
“Oh, maafkan saya jika telah mengagetkan Anda, Lord Eviliam! Anda ingin bertemu Lord Ambush, bukan? Ya, ya… Dia telah menunggu Anda di perpustakaan. Anda…”
Pelayan itu tidak bisa melanjutkan kalimatnya, karena Lord Eviliam (atau Lord Hatent, karena nama panjangnya Hatent Eviliam) memotong kalimatnya.
“Kau bodoh sekali, Ernie. Bahkan anjingku tidak sebodoh dirimu. Akan kukatakan pada Ambush bahwa ia membutuhkan pelayan baru yang tidak bodoh sepertimu”, kata Lord Eviliam datar.
“Maaf sekali, Lord Eviliam! Tolong jangan katakan pada Lord Ambush. Baiklah, apa Anda ingin minum?”
“Ya, tapi aku bingung ingin minum apa. Mungkin kau bisa member saran Ernie?”
“Eeehh, bagaimana kalau teh?”
“Terlalu biasa. Amat membosankan. Yang lain?’
“Kalau kopi? Amat menghangatkan, tuan”
“Kalau aku tidak bisa tidur, bagaimana? Kau ingin tanggung jawab? Yang lain? Apakah dapur Ambush hanya berisi minuman-minuman membosankan seperti itu?”
“Baik, tuan. Bagaimana kalau anggur?”
“Sempurna, Ernie. Cepat antarkan anggur terbaik ke perpustakaan, sekarang Ernie. Jangan lupa, siapkan dua gelas. Untukku, dan Ambush”
“Baik, Lord Eviliam” Pelayan itu langsung kearah yang berlawanan dengan Lord Eviliam. Langkahnya terburu-buru dan gelisah. Pria bermantel hitam itu menatap sang pelayan berjalan sampai akhirnya si pelayan menghilang dari pAndangannya. Setelah itu, ia kmbali berjalan, dan menyeret peti coklatnya. Kali ini, langkahnya lebih pelan dan tenang. Suara yang dikeluarkan oleh peti yang diseret itu, satu-satunya suara yang menemani Lord Eviliam. Koridor itu amat sepi, dan luas. Suara burung gagak sudah tidak terdengar lagi. Setelah beberapa saat, pria itu berhenti, lalu menoleh ke kiri dan kanan. Di ujung koridor satu ini, terdapat sebuah ruangan yang pintunya setengah terbuka, dan memancarkan sinar oranye yang hangat yang berasal dari lampu pijar yang dipasang di dalam ruangan itu. Dari luar, terlihat banyak rak-rak buku yang menampilkan buku-buku yang kebanyakan bersampul coklat, atau kelabu yang sudah lusuh. Masih dengan menyeret peti, Lord Eviliam berjalan menuju ruangan perpustakaan tersebut, sepatu kulit hitam mengkilap yang dipakainya berderap menimbulkan suara. Setelah beberapa saat kemudian ia berjalan, akhirnya ia sampai di depan pintu ruangan itu, lalu ia mendorong pintu ruangan itu sepenuhnya, agar ia dan petinya muat masuk ke dalam. Seorang lelaki yang sudah tua, yang sedang membaca buku, menoleh kearahnya.
“Hatent, kau baru datang? Kemari, bukalah mantelmu, dan duduklah di sampingku. Ernie baru saja keluar dari sini. Sebentar lagi ia akan datang kesini, membawakan minum”,kata pria itu sambil tersenyum, bukan senyum yang menyatakan keramahan, tetapi lebih seperti senyum yang menyatakan kelicikan, kekuasaan, dan sebagainya.
Lord Eviliam melepas mantelnya, lalu duduk di samping Lord Ambush, peti coklatnya ia tinggal di depan pintu. Tergeletak di jalan.
“Ya, aku sudah bertemu Ernie di koridor tadi, oh, ia bodoh sekali. Mengapa kau mempekerjakan orang sebodoh ia, Ambush. Apa tidak ada yang lebih baik?”
Lord Ambush hanya tersenyum mendengar perkataan Lord Eviliam yang menghina.
“Aku bawa bukti”,kata Lord Eviliam sambil menatap Lord Ambush, lalu menarik pAndangannya ke peti coklat miliknya. Dan Lord Ambush mengikutinya.
“Di dalam peti itu?” Lord Ambush menatap Lord Eviliam sebelum akhirnya ia kembali menaruh pAndangannya ke peti coklat itu lagi, dan lalu Lord Eviliam mengangguk.
“Kau masih percaya ini, Hatent? Sudah tiga puluh tahun semenjak penelitian ini dilupakan. Bahkan, Un-Nrml Centrè telah ditutup”
“Terlupakan. Bukan tidak ada. Kukira kau seperti aku, percaya bahwa Un-Nrml itu ada seumur hidup. Apa kau sudah menjadi lelaki tua yang bodoh, dan buta untuk meyadari kenyataan ini, Ambush? Kita adalah dua orang pertama yang merintis penelitian ini, dan sekarang kita akan membangunannya lagi”
“Kau lupa? Memang, belasan tahun pertama sejak Penelitian Un-Nrml dimulai, penduduk Tardust amat mendukung penelitian ini. Tapi, tiga puluh tahun terakhir? Penduduk Tardust mulai melupakannya karena tidak ada hasil dari penelitian ini yang nyata, dan kau, kau mulai beralih ke dunia politik. Kau mencalonkan diri sebagai Tard Tralin, dan aku sendirian, menghabiskan waktu di kastil tuaku, sampai Un-Nrml Centrè ditutup”
“Aku mencalonkan diri sebagai Tard Tralin, agar aku bisa menyebarluaskan penelitian ini, Ambush! Kapan kau akan mengerti? Kau selalu berpikir bahwa kesuksesan datang secara instan”
“Kau yang tidak mengerti, Hatent. Aku telah mengeluarkan lebih dari delapan ratus dumon untuk penelitian ini!”
“Kau kira aku tidak mengeluarkan uang untuk penelitian ini? Kau..”
“Tunggu dulu, tadi kau bilang, kau mencalonkan diri sebagai Tard tralin agar bisa menyebarluaskan penelitian ini? Sejak terpilih jadi Tard Tralin, kau lupa akan hal ini, kau hanya peduli akan jabatan, uang..”
“Aku sibuk dengan jabatan? Ya, memang tentu saja, karena peristiwa Zalfrus, yang menewaskan lebih dari lima ratus orang, kerusuhan di Coldan Hall yang merusak gedung bersejarah di Tardust, dan pembajakan kapal mewah Lartintu Qor, yang hampir menewaskan keluarga Courl Everlyn, membuat Courl Everlyn mengawasiku! Karena ia pikir, Tard Tralin sebelumnya tidak menyebabkan kejadian ini!”
“Kau masih seperti dulu, Hatent Eviliam. Ya. Kau hanya peduli pada sesuatu yang berada saat kau sukses.” Lord Ambush menggelengkan kepalanya tAnda dia sudah lelah dan sebal akan perkataan Lord Eviliam yang memaksa.
Tiba-tiba, Ernie datang sambil membawa anggur pesanan Lord Eviliam. Ia sadar, ia telah datang di waktu yang amat tidak tepat. Ia berhenti di luar pintu dengan mulut menganga, dan gelas berdenting.
“Jangan melamun, Ernie bodoh! Cepat letakkan anggur itu di meja, dan pergi dari sini. Cepat, cepat!”, sahut Lord Ambush.
Langkah Ernie cepat tapi hati-hati, menAndakan ia amat hati-hati agar tidak mengenai peti Lord Eviliam, dan ingin segera pergi dari ruangan itu. Setelah ia meletakkan anggur itu di meja, ia langsung berlari meninggalkan ruang perpustakaan (tentu saja dengan hati-hati agar tidak tersandung oleh peti Lord Eviliam).
“Oh, baiklah. Bukti apa yang kau bawa? Ada apa di dalam peti itu?”,kata Lord Ambush malas. Lalu, Lord Eviliam berjalan menuju peti coklat, dan membukanya. Setelah itu, ia mengambil tiga lembar kertas yang sudah berwarna kuning dan lusuh.
“Oh, Hatent. Ayolah, aku ingin bukti yang nyata”
“Bukti ini nyata, Ambush. Kertas-kertas ini berisi informasi tentang Un-Nrml. Yang ini, adalah daftar nama murid di sebuah sekolah di Bells Clevrine, tahun 2134. Yang ini, adalah riwayat hidup seorang pria bernama Crife Lè Dauwn, dan terakhir, secarik kertas yang paling utama”
“Apa hubungan Un-Nrml dengan sekolah di Bells Clevrine?”
“Tahun 2134, seorang penduduk Aublace, yang bernama Crife Lè Dauwn tersebut, datang ke Bells Clevrine untuk sekolah, lalu…”
“Tunggu dulu, kenapa harus ke Bells Clevrine? Aublace mempunyai dua sekolah bagus, bukan? Afellery dan Interlude”
“Dengarkan dulu! Pada tahun 2134, Aublace adalah daerah kecil, belum maju. Penduduknya sedikit, dan bodoh. Itu yang menjadikan Aublace daerah miskin zaman itu. Dan pria itu datang ke Bells Clevrine untuk bersekolah, karena zaman itu, Bells Clevrine adalah daerah yang amat maju”
“Yah, sekarang-pun masih”,sela Lord Ambush.
“Tapi, sekarang kemajuan daerah Bells Clevrine kalah oleh Aublace. Tolong dengarkan ya, lalu pada tahu 2141, Crife kembali ke Aublace, dan mulai mengajar anak-anak Aublace di sebuah gedung kecil yang tidak terpakai. Lima tahun kemudian, Crife, dan dibantu dengan keluarga kaya Aublace yang hanya beberapa, mulai membangun gedung sekolah. Sekolah itu dinamai Crife Phlinis”
“Phlinis? Itu artinya akademi, bukan?”
“Ya, dengarkan Ambush! Sekali lagi kau menyela, lihat saja! Dan lalu, terjadi perseteruan di akademi itu, lalu lima puluh tahun kemudian, sekolah itu terbagi menjadi dua, Afellery dan Interlude, seperti yang kita kenal sekarang, dan seperti yang kau bilang tadi”
“Bagus sekali, Hatent. Informasi itu amat berharga. Tapi, dari mana kau mendapatkan informasi bagus begini?”
“Aku mendapatkannya dari seorang Un-Nrml sendiri. Kau percaya sekarang?”
“Apa? Mengapa kau tidak menggunakan Un-Nrml yang kau temui itu untuk melakukan penelitian ini? Kau bodoh, bodoh.. sekali Hatent”
“Kau ingin aku mati? Un-Nrml yang kutemui adalah seorang wanita cantik yang mempunyai kekuatan amat besar. Ia bisa membekukan apapun menjadi es. Kalau aku menggunakannya, aku mungkin tidak bisa menemuimu disini, dan sekarang aku mungkin telah menjadi balok es”
“Siapa wanita itu, Hatent?”
“Dia kepala sekolah Interlude sekarang. Aku tidak tahu kenapa, mengapa ia sangat membenci orang-orang Aublace. Aku mengetahuinya dari caranya berbicara. Tapi, saat membicarakan Afellery, mimik mukanya jauh lebih menyeramkan, dan aku yakin, ia membenci Afellery lebih dari apapun. Dan anehnya, ia amat mendukung kita untuk melakukan penelitian ini, dan memusnahkan semua Un-Nrml, kecuali dia dan beberapa orang yang ia pilih agar tidak dilukai”
“Jadi, itu semacam perjanjian?”
“Yah, semacam itu. Tapi, kurasa, ini perjanjian yang amat bagus. Kita bisa menunjukkan pada Lust Shins bahwa Un-Nrml itu ada. Dan, wanita itu tidak meminta uang sedikitpun. Ia hanya ingin aku menghancurkan Afellery sampai ke Afelle terakhir. Kurasa, ada suatu masalah antara wanita itu dengan Afellery”
“Afelle? Itu artinya para murid Afellery, bukan? Hmm… Kurasa wanita itu mempunyai dendam pada Afellery dan semua orang yang berhubungan dengannya. Kau yakin akan perjanjian ini? Kau yakin wanita itu betul-betul akan membantu kita? Dia seorang Un-Nrml, bukan manusia biasa seperti kita. Mengapa ia membantu kita? Bukan membantu sebangsanya? Itu lumayan aneh, Hatent. Aku tidak percaya akan hal ini. Mudah-mudahan saja hal itu benar. Kau tahu, bukan? Aku amat tidak suka dibohongi”
“Ambush! Jangan berbicara seperti itu. Aku percaya pada wanita itu. Walau aku tidak yakin, kalau pada akhirnya, aku harus menepati perjanjian ini. Untuk apa menyisakan Un-Nrml?”
“Kita memang cocok, Hatent, kita memang serakah”
“Tentu saja, kalau tidak serakah, bagaimana kita bisa sekaya ini? Yang benar saja”
“Tapi, omong-omong, bagaimana caranya kau bertemu wanita itu?”
“Aku tidak tahu. Tiga hari lalu, ia datang ke kantorku. Ia langsung katakan bahwa ia adalah manusia yang mempunyai kekuatan, dan ia juga mempunyai informasi tentang manusia semacam itu. Lalu ia langsung mengadakan perjanjian tersebut. Aneh ya?”
“Ya, memang aneh. Tapi, apakah kau tidak menanyakan sesuatu pada wanita itu? Misalnya, siapa dia?”
“Tentu saja, aku bertanya. Tetapi, waktu aku bertanya, ia hanya menjawab, bahwa dia adalah kepala sekolah Interlude. Itu saja, tidak lebih, bahkan tidak kurang”
“Aublace amat jauh dari sini, apakah kau tidak menanyakan bagaimana caranya bisa sampai di sini? Mungkin memakai Aerollin, atau apa?”
“Aku rasa tidak. Jarang sekali aku mendengar ada Aerollin yang mendarat di Aublace. Lagipula, jumlah Aerollin sangat sedikit, apa yang membuatmu berpikir bahwa wanita Un-Nrm itu mempunyai Aerollin? Aku sendiri tidak mempunyai Aerollin! Ya, tapi kau punya satu, mungkin dua, yang tidak kuketahui”
“Jangan berpikir bodoh, Hatent! Oh, baiklah, aku memang mempunyai dua Aerollin, malah aku mempunyai empat Aerollin” Lord Eviliam benci mengakui hal ini, tapi ia agak kesal ketika Lord Ambush menyombongkan empat Aerollin kepunyaannya. Sebetulnya, Lord Eviliam mempunyai satu Aerollin, tetapi, Aerollin-nya terjatuh di sebuah jurang saat ia mencari Un-Nrml di daerah perbatasan Bells Clevrine dan Tardust empat puluh tahun lalu. Dan kini, ia sedang memasan Aerollin kepada seorang pembuat Aerollin terkenal di Lust Shins. Aerollin adalah balon udara. Jumlah Aerollin di Lust Shins tidak banyak, tapi tidak sedikit pula. Hanya para Tralin, sekolah, polisi udara dan orang kaya yang amat kaya yang mampu membeli dan punya Aerollin.

--to be continued

No comments: