“Empat Aerollin? Hmm.. Alangkah pembohongnya kau, Ambush. Jangankan empat Aerollin, lima belas Aerollin-pun akan mampu kita beli jika kita sukses dalam penelitian ini. Tapi, kurasa wanita itu tidak menggunakan Aerollin untuk mencapai kesini, kurasa ia menggunakan kendaraan pribadi miliknya sendiri. Atau mungkin bukan kendaraan, mungkin ia naik awan, atau apalah. Tapi, sebelum ia sampai di kantorku, setengah jam sebelumnya, terdengat dentuman yang cukup keras. Karena hari itu amat mendung, kukira itu hanya petir, atau memang petir. Pokoknya, wanita itu tidak menaiki Aerollin. Selain itu, kalau ia menaiki Aerollin, pasti ia harus melewati polisi udara bukan? Ia tipikal wanita yang amat tidak peduli dan urak-urakan. Aku tidak yakin ia bisa melewatinya”
Sepertinya, topik pembicaraan telah habis bagi mereka berdua. Suasana perpustakaan jadi sepi, dan angin malam berhembus. Lord Eviliam menatap anggur yang dibawakan Ernie tadi. Botol tinggi, ramping, dan amat mengkilap berisi anggur terbaik itu duduk diam di atas meja, bersama dua gelas pendek yang transparan, dan amat mulus. Tidak ada belokan, atau gelombang di gelas itu. Hanya mulus, dan transparan. Lord Eviliam dan Lord Ambush tahu, saatnya untuk meminum anggur itu. Sayang sekali meninggalkan anggur terbaik itu.
“Kalau begitu, Ambush, sebelum aku pulang, mari kita bersulang untuk informasi cemerlang ini”,kata Lord Eviliam sambil mengangkat botol berisi anggur, dan membuka tutupnya, lalu menuangkan isinya ke dua gelas cantik itu. Isi anggur pada masing-masing gelas hanya setengah. Setelah menuangkannya, Lord Eviliam mengangkat dua gelas, lalu memberikan satu kepada Lord Ambush, dan Lord Ambush menerimanya.
“Ya, bersulang” Mereka mendentingkan gelas mereka, sebelum akhirnya menghabiskan anggur di dalamnya dalam satu tegukan.
“Anggur terbaik, adalah yang kau punya, Ambush. Ini anggur terenak di Tardust, aku rasa. Baiklah, kalau begitu. Hari semakin gelap, aku harus pulang. Istriku bisa marah-marah kalau aku membangunkanya saat ia sedang tidur” Lord Eviliam mengambil, lalu memakai mantelnya. Sehabis itu, ia menaruh kertas-kertas yang ia pegang ke dalam peti coklat, lalu bersiap meninggalkan Lord Ambush.
“Hatent, tunggu sebentar”,kata Lord Ambush tiba-tiba.
Lord Eviliam, yang sudah sampai di depan pintu, berhenti lalu menatap Lord Ambush dengan mimik muka bertanya-tanya.
“Bagaimana, penelitian itu?”
“Kalau kau setuju, dan ingin melanjutkan penelitian ini, datanglah ke taman Pavilier, jam dua belas. Aku tunggu kau di dekat lampu taman. Jika kau datang, kita lanjutkan penelitian ini, tapi jika tidak, aku rasa aku harus menjadi orang kaya sendirian, tanpa teman baikku. Keputusan ada di tanganmu sendiri, aku tidak memaksa” Lalu, Lord Eviliam meninggalkan Lord Ambush sendirian dengan perasaan bingung, akan penelitian menantang ini.
* * * *
Sebuah Pockn terparkir di halaman depan Coldan Hall. Pockn adalah kedaraan yang digunakan seperti mobil di Lust Shins. Pockn adalah tabung kaca yang mempunyai panjang tiga meter, dan lebarlebar dua meter. Pockn berjalan dengan cara melayang. Di bagian bawahnya, terdapat besi yang berbentuk seperti besi yang terdapat pada bagian bawah kereta luncur salju. Pockn itu mewah sekali, badannya yang berwarna hitam, mengkilap terkena sinar matahari yang hangat. Di dalam Pockn itu, terlihat Lord Eviliam sedang mencoba mengeluarkan tas kerjanya. Setelah keluar dari Pocknnya, ia langsung memanggil pelayan Coldan Hall yang rapi, dan bersih. Seorang perempuan, namanya Crichien.
“Crichien! Tolong parkirkan Pocknku. Parkirkan di tempat yang strategis, supaya aku bisa melihatnya saat pulang nanti. Dan, tolong katakan kepada Vinitra, bahwa aku membatalkan pertemuan dengan Bells Tralin jam dua belas nanti, aku ada keperluan mendadak yang amat penting”
“Baik, Lord Eviliam. Akan segera saya laksanakan” Dengan patuh dan cekatan, Crichien masuk ke dalam Pockn Lord Eviliam, lalu mengendarainya. Crichien adalah wanita yang cekatan, dan amat patuh kepada Lord Eviliam. Lord Eviliam adalah Tard Tralin kedua yang ia layani. Sedangkan Vinitra, sekretaris Lord Eviliam, adalah tipe wanita yang suka berdandan, dan selalu menyukai pria kaya.
Setelah mengawasi Crichien agar tidak merusak Pocknnya, Lord Eviliam masuk ke dalam Coldan Hall. Coldan Hall, adalah bangunan yang menjadi kantor para Tard Tralin. Bangunan itu berwarna krem, dengan bentuk persegi panjang, dan jendela-jendela dengan kaca yang mengkilap. Pilar-pilar tinggi terlihat seperti para raksasa yang menjaga Coldan Hall. Namun, bangunan bagus ini, terlihat sepi, dan tidak terurus semenjak masa jabatan Lord Eviliam, karena Lord Eviliam memecat banyak pelayan dan pembantu di Coldan Hall dengan alasan menekan pengeluaran. Karena itu, hanya tinggal Crichien, suaminya, Tommy dan lima orang pembantu dan penjaga kebun yang bekerja di Coldan Hall. Sekalipun tidak suka membayar banyak pelayan dan pembantu, Lord Eviliam amat suka meletakkan lukisan-lukisan dan barang-barang antik, yang menambah pekerjaan Crichien, Tommy, dan teman-temannya. Tapi, karena Lord Eviliam sang Tard Tralin, dan Crichien, Tommy, dan teman-temannya hanya pelayan, dan pembantu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Saat melihat Lord Eviliam datang, Vinitra langsung merapikan rambutnya, dan menebalkan lipstiknya, lalu langsung berdiri sambil berkata,
“Selamat pagi, Lord Eviliam, Anda kelihatan rapi pagi ini”
Namun, Lord Eviliam hanya diam saja, seakan-akan tidak ada orang yang berbicara padanya. Lalu langsung menutup pintu ruangan mewahnya dengan kasar, dan menggebrak. Vinitra tercengang melihat Lord Eviliam, lalu ia duduk, dan mengambil kaca dari dalam tasnya.
“Apa aku kurang cantik hari ini?”,katanya sambil merapikan bedaknya yang tidak berntakan. Bukan, ia bukannya tidak cantik hari ini, tapi, ia memang tidak cantik sama sekali.
Lord Eviliam membanting dirinya ke kursi, setelah ia melepaskan mantelnya (bukan mantel yang ia pakai saat berkunjung ke kastil Lord Ambush, karena ia mempunyai ratusan mantel di dalam kamar pakaiannya lalu memeriksa jadwal hari ini.
“Kunjungan ke sekolah… Pertemuan dengan Bells Tralin … Peresmian perpustakaan… Huh.. membosankan sekali. Apa tidak ada yang lain?” Lord Eviliam melempar kertas jadwalnya, lalu mulai ingat akan Lord Ambush. Ia tidak terlalu yakin dan tidak yakin akan kedatangan Lord Ambush siang nanti. Tapi, kalau begitu, mengapa ia membatalkan janjinya dengan Bells Tralin?
“Ah, Ambush. Aku tahu sifatmu. Kau paling suka dengan uang, kesuksesan, dan kekayaan. Kau pasti datang, aku yakin.”,kata Lord Eviliam sambil tersenyum.
* * * *
Lord Ambush sedang menikmati makan siang yang dibawa Ernie dengan lahap. Ernie bukan pelayan satu-satunya yang bekerja di kastil Lord Ambush, tapi Ernie adalah pelayan kesayangan Lord Ambush. Ia hanya menyantap roti panggang dengan telur, dengan kopi, teh, dan susu. Sinar matahari yang terik memasuki ruangan makan Lord Ambush yang luas. Lukisan-lukisan para leluhur Lord Ambush mewarnai ruangan makan yang sepi itu.
“Ernie, tolong ambilkan telur lagi. Dua butir”,kata Lord Ambush kepada Ernie yang sedang membawakan stoples pendek berisi gula, garam, dan merica.
Ernie langsung meletakkan ketiga stoples ke meja, dan kembali ke dapur untuk mengambil telur. Lalu, kembali delapan menit kemudian.
“Ernie, menurutmu, kalau kita ingin kaya, kita juga harus mengeluarkan uang yang banyak?”
“Ah, Tuan. Mengapa Anda bertanya seperti itu pada orang bodoh, dan miskin seperti saya? Saya tidak tahu sama sekali soal bisnis. Tapi, kalau menurut saya, Tuan harus jalani yang Tuan yakinkan. Walaupun nanti Tuan gagal, tapi Tuan tidak akan berkata menyesali pilihan yang telah Tuan ambil”
“Yah, walaupun kau bilang kau bodoh, dan miskin, kurasa kau tidak seperti itu, Ernie. Gaya bicaramu seperti orang yang berpendidikan. Huh, ini saat aku harus menentukan pilihan yang amat berat. Apa yang harus kupilih?” Ernie diam, karena ia yakin, pertanyaan itu tidak ditujukan kepadanya. Ernie tidak pernah melihat mimik muka Lord Ambush saat ini. Wajahnya pucat, dan berkeringat. Kakinya tidak bisa diam, dan kepalanya tertunduk, menatap sarapannya.
Ernie bingung melihat tuannya seperti itu.
“Tuan, jika Anda ingin, saya bisa..”
“Ernie, siapkan Pocknku. Aku akan pergi ke taman Pavilier. Cepat” Ernie mengangguk, lalu bersiap menuju garasi.
Lord Ambush bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia telah mengambil keputusan yang tepat, atau keputusan yang akan mengagalkannya? Ia langsung membuang jauh-jauh pikirannya itu, lalu meninggalkan meja makan, menuju kamarnya, untuk mengganti baju, dan mengambil mantelnya.
Setelah siap, Lord Ambush berjalan menuju depan, dan menemkan Ernie telah siap dengan Pockn terparkir di halaman depan kastil.
“Ernie, ini urusan pribadi. Kau tidak perlu ikut. Aku akan menyetir sendiri. Bereskan bekas sarapanku, lalu beri makan Domm. Kuncinya?” Ernie langsung memberikan kunci Pockn pada Lord Ambush, lalu melihat Lord Ambush mengendarai Pockn keluar dari halaman kastil, lalu gerbang kastil tertutup.
“Oh, Tuan. Aku rasa, keputusan yang telah Tuan ambil bukan keputusan yang benar”,kata Ernie, lalu masuk ke dalam kastil, dan memanggil anjing Lord Ambush, Domm.
Di jalan, Lord Ambush merasa bahwa keputusan yang ia ambil merupakan keputusan yang tepat. Lalu ia mulai melambati jalan Pocknnya, saat gerbang Coldan Hall mulai terlihat, dan ia tidak melihat Pockn Lord Eviliam, jadi ia mengambil keputusan sendiri, sambil terus mengendarai Pocknnya.
“Hatent, kau memang tahu. Tahu bahwa aku akan menemuimu”,kata Lord Ambush sambil mengarahkan Pocknnya kearah taman besar, dan indah, taman paling terkenal di Tardust yang penuh dengan pohon, Pavilier.
--to be continued
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment